Membangun Konsep Diri Anak
Masa balita dan usia sekolah adalah masa-masa peka bagi anak dalam menerima
dan mencerna informasi. Kemampuan anak mengolah informasi pada masa ini
didukung oleh pertumbuhan organ tubuh yang pesat, khususnya organ otak.
Oleh sebab itu semakin sering diasah dan diberi masukan yang disertai
dengan contoh nyata dan suri tauladan, semakin tajam dan mudah pula informasi
dicerna anak. Pada akhirnya, apa yang disampaikan orang tua akan dapat
diingat anak sepanjang hayatnya.
Orang tua yang bijaksana tentu tidak akan melewatkan begitu saja masa-masa
peka yang berharga ini, dan berusaha mengisinya dengan informasi yang bermanfaat.
Agar anak mencintai Islam dan bangga dengan jati dirinya sebagai muslim
muslimah, ada dua hal mendasar yang perlu kita perkenalkan kepada mereka.
Yang pertama dan terutama adalah mengenal Allah swt dan diri mereka sendiri.
Mengenal Allah swt
Untuk mengenalkan Allah swt pada anak, berikut di bawah ini merupakan langkah-langkah
yang perlu kita lakukan : · Menjelaskan kepada anak bahwa Tuhan
yang menciptakan kita bernama Allah swt. Allah swt memerintahkan kepada
nabi Muhammad saw untuk menyebarkan agama Islam di dunia. Kita (ayah, ibu
dan anak) beragama Islam. Jadi kita akan disayang Allah swt karena memeluk
agama Islam, agama yang disukai Allah swt.
· Menceritakan kepada anak bahwa Allah swt Maha Pandai. Allah
swt pandai menciptakan apa saja. Allah swt dapat membuat orang ; ayah,
ibu dan anak, tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon dan lain-lain. Allah swt lah
yang menciptakan berbagai jenis hewan, bulan, bintang, matahari. Allah
swt memberi mata untuk melihat, telinga untuk mendengar. Karena itu ucapkanlah
Alhamdulillah. Dan bila melihat hasil ciptaan Allah swt yang indah, bagus
dan cantik ucapkanlah Subhanallaah.
· Membiasakan anak mendengarkan/memperdengarkan suara adzan
dan dilanjutkan dengan berlatih untuk berwudhu serta mengajaknya shalat
berjamaah.
· Mengajar anak menghafalkan berbagai doa. Misalnya doa mau
makan, selesai makan, mau tidur, bangun tidur, doa untuk orang tua, dll.
Menjelaskan kepada anak bahwa kita hanya berdoa kepada Allah swt, meminta
apa saja hanya kepadaNya, karena hanya Allah swt lah Yang Maha Kaya dan
Maha Penolong.
· Mengajarkan anak untuk membaca Al-Qur'an serta melatih untuk
menghafal ayat-ayat Al-Qur'an seperti surat Al-Fatihah dan surat pendek
lainnya.
Mengenal Diri
Penting bagi anak mengenal dan memahami kondisi diri mulai dari pengenalan
fisik, psikologis, sosial dan emosionalnya. Karena dari pengenalan diri
ini akan berkembang konsep diri, yang mana akan berpengaruh besar terhadap
keseluruhan perilaku yang ditampilkannya. Bila anak memiliki konsep diri
yang positif, maka dalam pergaulannya dia tidak akan menemui masalah yang
serius. Sebaliknya, bila konsep diri negativ yang terbentuk, maka hal ini
akan menyulitkan anak, dan ia kurang dapat berperan baik dalam kehidupannya.
Karenanya sangat penting bagi orangtua mengembangkan konsep diri yang positif
bagi anak.
Konsep diri pada intinya merupakan gambaran yang dimiliki seorang anak
tentang dirinya. Gambaran ini terbentuk karena keyakinan anak tentang bagaimana
orang-orang terdekat dalam kehidupannya memandang dirinya. Konsep diri
anak terbentuk melalui kontak dengan orang lain dalam lingkungannya. Kontak
pertama anak adalah dengan orangtua, yang dimulai sejak bayi, bahkan sejak
anak dalam kandungan, kemudian dengan anggota keluarga lainnya. Pengaruh
orang-orang inilah yang paling dominan bagi proses pembentukan konsep diri
pada anak. Agar usaha pembentukan konsep diri pada anak berhasil efektif,
ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan.
Pengenalan Jenis Kelamin
Anak jelas perlu mengetahui jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan.
Di dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan agama akan berkembang bermacam-macam
tuntutan peran dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan jenis kelaminnya.
Misalnya anak perempuan kalau sudah besar akan menjadi ibu, anak laki-laki
akan menjadi ayah.
Pemberian Nama Yang Baik
Penting bagi orangtua dalam memberikan nama yang baik bagi anak-anaknya,
terutama harus jelas beda antara nama untuk laki-laki dan nama untuk perempuan,
jangan samar-samar. Karena nama ini akan melekat seumur hidupnya, dan akan
mempengaruhi jiwa anak dan reaksi lingkungan terhadapnya. Nama selain berfungsi
sebagai identitas dan panggilan, juga bermakna doa dan harapan orang tua
kepadanya. Cobalah kita rasakan perbedaannya bila kita mendengar nama „Mince",
dan Muslimah. Demikian pula dengan nama Joki dan Abdurrahman. Sebagai orangtua
muslim tentunya senang bila nama anak-anaknya bernafaskan Islam.
Berpakaian Muslim / Muslimah
Sudah jelas terdapat perbedaan antara pakaian untuk anak laki-laki dengan
pakaian untuk anak perempuan. Dalam Islam berpakaian berfungsi untuk menutup
aurat dan menjaga kesehatan. Membiasakan anak perempuan kita mengenal pakaian
muslimah dan berkerudung pada masa kecil merupakan langkah yang cerdik.
Pada usia ini selera anak kecil masih mudah diarahkan. Karenanya hindari
pemberian pakaian yang pendek, celana sempit dan pakaian yang menyerupai
pakaian laki-laki bagi anak perempuan. Demikian juga dengan pakaian untuk
anak laki-laki. Hindari pemakaian busana yang menyerupai anak perempuan.
Jenis Kegiatan yang Ditekuni
Jenis kelamin yang berbeda, akan menentukan ragam permainan atau kegiatan
yang ditekuni anak. Kadangkala terdapat orangtua yang kecewa terhadap anak
dikarenakan anak berjenis kelamin berbeda dengan yang diharapkan. Sebagai
kompensasinya, secara tidak sadar orangtua mendandani dan membelikan permainan-permainan
untuk anak yang berjenis kelamin sesuai dengan harapan mereka. Pembiasaan
jenis kegiatan yang menyimpang dari jenis kelamin akan menimbulkan dampak
negarif bagi perkembangan jiwa anak yaitu anak akan mengalami krisis identitas.
Sumber : Majalah Bintang Kecil Wulansari, psikolog